Blizzard punya banyak game online yang menarik, sebut saja World of Warcraft, Diablo dan Starcraft yang jika dikumpulkan jumlah pemainnya bisa mencapai belasan juta. Tak heran jika layanan mereka dijadikan salah satu target peretas nakal.
Tidak disebutkan secara pasti kapan server milik Blizzard berhasil diretas, namun pelaku diduga berhasil mengambil data para gamer yang berdomisili di sekitar Amerika Utara, Amerika Latin, Australia, Selandia Baru dan Asia Tenggara. Sedangkan pemain di China tidak tersentuh.
Pun begitu, Blizzard memastikan bahwa data yang berhasil dicuri bukanlah data penting, dan belum bisa dipakai untuk masuk ke dalam layanan Battle.net.
"Saat ini kami belum menemukan bukti pencurian data finansial seperti kartu kredit, alamat tagihan, dan nama asli pengguna," jelas Mike Morhaime, Co-Founder dan President Blizzard.
Untuk melindungi para penggunanya dari para pencuri password Blizzard mengklaim menggunakan teknik Secure Remote Password (SRP) yang diklaim sangat sulit ditembus. Namun tetap saja, para pengguna dihimbau untuk segera mengganti password mereka.
"Kami menjaga semua data personal Anda dengan sangat hati-hati, saya menyesal hal ini bisa terjadi," imbuh Morhaime, seperti dikutip detikINET dari game informer, Jumat (10/8/2012).
0 komentar:
Posting Komentar